disusun untuk memenuhi tugas pengembangan lab. pendidikan sejarah. bersumber dari berbagai literatur dan wawancara dengan juru kunci makam imogiri

Jumat, 07 Januari 2011

RIWAYAT PASAREAN MATARAM I KOTA GEDE



Kyai Ageng Pamanahan bergelar Kyai Ageng Mataram. Mataram adalah nama daerah yang dihadiahkan kepadanya oleh Sultan Hadiwijoyo Sultan di Pajang sebagai juga kyai Ageng Mataram yang telah dapat membunuh R.Adipati Aryo Penangsang pada tahun 1527 (tahun Jawa) di Jipang Panolan.
            Kyai Ageng Pemanahan selanjutnya meminta ijin kepada Sultan untuk menempati daerah Mataram itu. Sedang sultan  mengijinkan dan berpesan seorang gadis dari Kalinyamat itu supaya diasuh dan dijaga baik-baik. Apabila sudah dewasa hendaklah dibawa masuk ke istana. Pesan itu disanggupi oleh Kyai Ageng Mataram mohon agar diperkenankan mengajak putera Sultan Hangabehi Loring Pasar untuk serta berpindah ke Mataram.
            Kyai Ageng sekeluarga berangkat ke Mataram ikut serta dua orang menantunya yaitu R. Dadap Tulis dan Tumenggung Mayang. Ditambah pula Ny. Agung Nis dan juga Ki Agung Jurumertani. Dalam perjalanan, mereka singgah berziarah ke istana Pengging sehari semalam. Sesudah sembahyang Shubuh mereka berangkat menuju Mataram dan berhenti di Desa Wiyono selanjutnya membangun sebuah desa ialah desa Karangsan. Kyai Ageng Pemanahan dan Kya Ageng Jurumertani kemudian mencari pohon beringin yang telah ditanami oleh  Kanjeng Sunan Kalijogo untuk tetengger.
Terdapatlah pohon tersebut di sebelah barat desa Wiyono, lalu memilih tanah yang berada di sebelah selatan beringin yang hendak dipakai sebagai halaman rumah untuk bertempat tinggal Kyai Ageng beserta keluarga. Hingga pembangunan rumah beliau selesai dalam waktu singkat.
Kemungkinan rumah baru segera ditempati Kyai Ageng yang tersohor dengan gelar Kyai Ageng Mataram, banyak saudagar-saudagar asing ke Mataram, sehingga menambah ramai dan makmurnya (Mataram-Kota Gede).
Syahdan, gadis pingitan Sinuhun Sultan Hadiwijoyo yang berasal dari Kalinyamat kini telah dewasa. Raden Sutowijoyo pun telah dewasa Ia mengganggu gadis pingitan tersebut. Hal ini segerra diketahui oleh ayahnya yaitu Kyai Ageng Matram. Kyai Ageng Mataram menyatakan, kini belum masanya dan mengajak putranya mengahrap untuk berjanji tetap setia.
Keduanya berangkat dan pergi ke Pajang Sinuhun sedang bercengkrama dihadapan para puteranya/keduanya, melihat datangnya Kya Ageng menyatakan bahwa, menghadapnya itu karena puteranya telah berdosa besar berani melanggar dan mengganggu gadis pingitan dari Kalinyamat.
Sudah lama Kyai Ageng mataram sakit dan mangkat pada 1535 dimakamkan di sebelah barat istana Mataram. Kyai Ageng Jurumartani pergi ke negeri Pajang menghadapkan putranya Almarhum Kyai Ageng Mataram dan Sinuhun sedang bercengkrama, Kyai Ageng Jurumartani memberitahukan tentang mangkatnya Kyai Ageng Mataram. Sinuhun terkejut bahtinya dan mengatakan pada Jurumartani sebagai ganti dari Penghuni mataram ialah ngabehi Loring Pasar dan harap dimufakati dengan nama Pangeran Haryo MataramSenopati Pupuh. Kyai Ageng Jurumartani menyanggupi lalu mohon ijin kembali, ini terjadi pada tahun 1540.
Pangeran Haryo Mataram diangkat tahun 1551 bergelar Kanjeng Panembahan Senopati ing ngalogo yang menguasai tanah Jawa. Kemudian menurunkan raja-raja Surakarta dan Yogyakarta dan para Bupati di Pantai Jawa hingga sekarang.
Panembahan Senopati mmegang kekuasaan kerajaan 13 tahun lamanya, sesudah sakit kemudain mangkat pada hari Jumat kliwon tahun wawu 1563 dimakamkan di sebelah barat masjid dibawah ayahandanya. Puteranya menggantikan dengan gelar Sinuhun Pramu Hanyokrowati. Penobatannya dalam bulan yang bersamaan dengan wafatnya Panembahan Senopati.
            Pada suatu hari Sinuhun pergi berburu rusa, dengan tiada terasa telah ber4pisah dengan para pengantar dan pengawalnya kemudian beliau diserang punggungnya oleh rusa. Sinuhun diangkat ke Istana dan ia perintahkan untuk memanggil kakanda Panembahan Purboyo dan mennyampaikan amanat agar putera panembahan Purboyo yang bernama Martopuro sebagai wakil menguasai Negeri Mataram. Amanat tersebut disanggupi Sinuhun terkenal dengan gelar Narpati Jeng Sinuhun Sedo Krapyak. Beliau wafat pada bulan Besar tahun Jemawal 1565 dan dimakamkan di bawah makam ayahnya (Panembahan Senopati).


SILSILAH:
1.      Sinuhun Brawijaya raja Majapahit yang terakhir berputera Raden Bondan Kejawan (Lembu Peteng) bergelar Kyai Ageng Tarub III.
2.      Kanjeng Ageng Tarub III berputera Kanjeng Ageng Getas Pandowo.
3.      Kanjeng Ageng Getas Pandowo berputera Kanjeng Ageng Sela.
4.      Kanjeng Ageng Sela berputera Kanjeng Ageng Nis.
5.      Kanjeng Ageng Nis berputera Kanjeng Ageng Pemanahan (Kanjeng Ageng Mataram)
6.      Kanjeng Pemanahan berputera Kanjeng Panembahan Senopati Ing Ngalogo bertakhta di kerajaan Mataram.
7.      Kanjeng Panembahan Senopati Ing Ngalogo berputera Sinuhun Pramu Hanyokrowati (Sinuhun Seda Krapyak).

KERAJAAN-NGAYOGYAKARTA


Kanjeng Sultan Hamengkubuwono II naik takhta pada 1787, tak berapa lama turun takhta 1808. Sinengkalan Trusing Guna Sapta Tunggal, ia disuruh agar suka tirakat (mengasingkan diri) ke Ambon. Sesudah rusuh dan kekacauannegara dapat diredakan maka Kanjeng Gusti. Pangeran Adipati Anom diminta masuk ke dalam loji Belanda. Perlu dinobatkan menjadi Raja dengan gelar Kanjeng Sultan Hamengkubuwono III 1808 M. Terkenal juga dengan gelar Sinuhun Raja. Beliau memerintah hanya tiga tahun kemudian sakit laalu mangkat dan akhirnya dimakamkan di imogiri 1811.
            Sesudah itu puteranya dan Kanjeng Gusti pangeran Adipati Anom dinaikkan takhata menjadi raja. Gelar Kanjeng Hamengkubuwono IV pada 1810 M. Ia memerintah selama 9 tahun dan akhirnya mangkat 1819 M dimakamkan di Imogiri. Sesudah itu putera Kanjeng  Gusti Pangeran Adipati Anom naik takhta bergelar Sultan Hamengkubuwono V bergelar di kerajaan di Yogyakarta pada 1819 M. Ketika HB V memerintah kerajaan Yogyakarta itu pemerintah Belanda di Jakarta berkehendak akan membuat jalan raya di daerah di daerah Yogyakarta. Pemerintahan Belanda memang menindas sekali terhadap bangsa kita, dengan adanya pembuatan jalan tersebut maka baik rumah siapapun harus dibongkar perlu diterjang jalan, terutama sekali bagi yang sudah ditandai batok-batok dan tiang pagar.
            Kemudian pada waktu itu juga rumahah Kanjeng Pangeran Diponegoro di Tegalrejo juga diterobos dan dirusakkna. Pangeran Diponegoro marah sekali sebab seolah-olah dia dihinakan oleh pemerintah Belanda. Maka dari itu ia memberanikan diri perlu mencabut patok-patok tersebut, tetapi karena pemerintah Belanda sangat kejam, meskipun patok-patok sudah dibuang tetap ditanam lagi. Karena marahnya Pangeran Diponegoro lulu meninggalkan kampung halamannya pergi keluar dengan diikuti adiknya.
            Pada waktu Pangeran Diponegoro dan pamannya yaitu Kanjeng Pangeran Mangkubumi pergi ke Slarong dan seterunsya ia berpusat disitu pada tahun 1821. Sinuhun yang di Ambon menggantikan HB V 1823 M dan ia mangkat pada 1834 kemudian dimakamkan di makam Raja Kota Gede.

RIWAYAT PASAREAN IMOGIRI MATARAM


            Ketika Sinuhun Hanyokrowati (Sinuhun Sedo Krapyak) mangkat maka puteranya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom pada waktu sedo itu sedang pergi tirakat ke pegunungan selatan sehinggasebagai wakil pemegang pemerintahan ialah Gusti Pangeran Martopuro. Sesudah satu tahun ia bertirakat ia pulang dari pegunungan tersebut sebab sudah agak lama dicari-carinya oleh penghulu Katangan, tapi sebelumnya menjadi penghulu. Sekembalinya Adipati Anom, ia masuk kerajaan memegang kekuasaan Mataram bernama Prabu Hanyokrokusumo, pada 1627 M.
            Sesudah itu Pangeran Martopuro pergi meninggalkan kerajan menuju Ponorogo  sekeluarganya perlu mencari akal. Kemudian atas permintaan rakyat maka wakil dari Pangeran Adipati Anom yaitu Pangeran Purboyo memerintahkan agar penghulu ketegan mencari Pangeran Adipati Anom dimana tinggal selama itu.
Kemudian Adipati Anom bertapa di Gunung Kidul, kemudian ia dibawa pulang ke kerajaan. Sesudah itu diangkat naik tahta menjadi Raja kerajaan Mataram, pada 1627 M. Pangeran Adipati Anom adalah raja mataram yang cerdik pandai, sehingga rakyatnya maupun makhluk halus tunduk atas kekuasaannya terkenal negeri Matara sebagai pelindung penyakit.
Konon, karena kebijaksanaannya , maka pada tiap-tiap hari Jumat ia dapat pergi sujud ke Mekah dengan secepat kilat. Sesudah lima tahun ia memerintah kemudian kerajaannya dipindahkan ke Kerta-Plered. Selanjutnya Kanjeng Sultan ingin memeulai membuat makam di pegunungan Girilaya yang letaknya di sebelah timur laut imogiri perlu dipergunakan sebagai makam raja. Tetapi sebelum makam itu selesai, pamamnnya yaitu Gusti Pangeran Juminah lebih dulu sudahmengajukan permintaan katanya. Tak lama kemudian pamannya mangkatlah seketika, sesudah pamannya mangkat Kanjeng Sulatan Agung melemparkan tanah pasir yang asalnya dari Mekkah yang akhirnya pasir tersebut jatuh di pegunungan merak, dan seterusnya Sinuhun segera memulai membuat makam raja di pegunugnan besar dan tinggi itu dimana jatuh pasir tersebut kebetulan sekali anak dan cucunya dapat mengukuti pada makam-makam Sultan tersebut.
Setelah tiga belas tahun lamanya Sinuhun memerintahkan di Mataram dan kemudian ia menderita sakit keras dan akhirnya ia mangkat pada 1547 M adan dimakamkan di Imogiri.
Setelah Sultan Agung mangkat, maka raja digantikan oleh puteranyadengan nama Prabu Mangkurat Agung pada 1576 sesudah pemerintah dipegang oleh puteranya tak lama lagi datanglah serangan Trunojoyo menyerbu kerajaan sehingga raja melarikan diri ke Tegal. Beliau wafat tahun 1783, lalu dimakamkan di makam Tegal Arum.
Kemudian digantikan Puteranya yang bernama Kanjeng Sunan Mangkurat Amral yang bertakhta di Kartasura. Tak lama ia memerintah akhirnya mangkat pa hari sabtu kliwon jam 8 malam pada tanggal 23 Jumadilakhir tahun alip 1627 (1767 M) dan dimakamkan di makam raja Imogiri.
Ia digantikan puteranya yang bergelar K.S. Mangkurat Mas. Tidak beberapa lama Kanjeng Sunan Hamangkurat vmas tersebut turun takhta dan kekuasaan dipegang oleh pamannya yang bergelar Gusti Pangeran Puger dan bergelar nama Kanjeng Susuhunan Paku Buwono pertama (PB 1) di Semarang hari Rabu Kliwon tanggal 2 Dulkaidah (1797 M).
Sesudah 15 tahun lamanya ia menjadi raja di Kartasura akhirnya ia sakit lalu mangkat pada hari Senin Legi tanggal 7 Besar tahun Jimakir 1642 (1893) dan dimakamkan di Imogiri. Sesudah itu kekuasaan Kartasura dipegang oleh Kanjeng Sunan Mangkurat Jawi yang jatuh pada 1893 M. Kiyai Ageng menyanggupi dan setelah itu minta izin kembali ke Mataram. Ia memerintah selama 8 tahun dan tak lama kemudian ia sakit lalu mangkat pada 1719 M dan dimakamkan di Imogiri. Sebagai penggantinya puteranya naik takhta bergelar nama Pakubuwono ke II memerintah di Kartasura pada 1720 M.
Pada 1739 M ia memindahkan kerajaannya ke Surakarta dua tahun kemudian Gusti Pangeran Mangkubumi keluar meninggalkan kerajaannya karena Jenderal Belanda di Betawi (Jakarta) pada 1714 M. Dan selanjutnya Kanjeng Susushunan PB II turun takhta diganti oleh Kajeng Susushunan Pakubuwono III yang bertakhta di kerajaan Surakarta.
Seterusnya Kanjeng Susushunan PB II bergelar Panembahan Brojoyadi, Kanjeng Susushunan PB III naik takhta pada 1744 M. Sinuhun PB II memerintah selama 24 tahun dan mangkatnya pada 1744  M dan dimakamkan di Imogiri Ngaweyan, sebab pada waktu itu masih dalam keadaan rusuh. Akhirnya juga dipindahkan ke Imogiri.
Selanjutnya Gusti Mangkubumi tinggal di Yogyakarta di Gamping 1749 M sampai 1751 M. Beliau berusia85 tahun dan memerintah selama 30 tauun. Akhirnya mangkat pada 1784 dan dimakamkan di makam Raja Imogiri dan Kanjeng Sunann PB III mangkat pada 1748 M juga dimakamkan di Imogiri. Sesudah Kanjeng Susuhunan PB III mangkat lalu bergelar Gusti Pangeran Adipati Anom (PB IV) yang bertakhta di Surakarta pada 17783 M. Ia terkenal juga R. Bagus dan ia mangkat pada 1815 M dan dimakamkan di Imogiri.

Selasa, 04 Januari 2011

Makam Imogiri, Komplek Makam Raja-Raja Mataram

Raja Mataram yang pertama dimakamkan di Imogiri yaitu Sultan Agung Hanyokrokusumo. Beliau yang memutuskan bahwa Imogiri menjadi makamnya kelak setelah beliau wafat. Hingga saat ini Raja Kasultanan Yogyakarta dan Surakarta yang wafat dimakamkan di sini. Musim liburan banyak wisatawan lokal berkunjung ke Makam Imogiri selain berziarah sambil menikmati pemandangan yang indah pegunungan selatan Yogyakarta. Pada bulan Soro menurut kalender jawa dilaksanakan upacara pembersihan “nguras” Padasan Kong Enceh.

Komplek Makam Imogiri ini terdapat berbagai bangunan dan benda-benda keramat hingga saat ini masih terawat. Kontruksi bangunan aslinya terbuat dari batubata. Bangunan – bangunan yang ada di komplek makam lmogiri adalah :

Masjid, Masjid ini terdapat di dalam komplek makam , merupakan masjid tradisional yang di bangun kira-kira pada masa Sultan Agung . secara umum bangunanya masih asli hanya pada bagian serambinya saja yang mengalami perubahan yaitu pada bagian lantainya. Masjidnya beratap sirap , tetapi kini bagian atasnya dilapisi seng. sehingga atap, sirap hanya bisa dilihat dart dalam masjid saja. Unsur kekunoan lain pada masjid ini adalah pawestren dan kolam di halaman depan . Pada serambi masjid terdapat tubuh (Bedeng), besar dengan diameter 99 cm, panjang 146 cm. Menurut juru kunci makam tabuh ini di buat semasa dengan masjid. Unsur asli yang lain adalah saka guru dari kayu jati yang di sangga umpak persegi dari batu kali. Mihrap berupa relung pada dinding barat, dan mimbar berhias ukir-ukiran diantaranya ada yang manyerupai kala.
Gapura, Di Komplek makam im terdapat empat buah pintu gerbang: Kori supit urang , berbentuk gapura bentar yaitu gapura yang berbentuk seperti candi terbelah, tanpa atap dan tanpa daun pintu. ukuran panjang 220 cm. lebar 150 cm, dan terbuat dan batu bata . Pada bagian kaki terdapat hiasan giometris. Di sebelah menyebelah kori supit urang ada dua padhasan, dengan lapik berhias tumpal.

Regol Sri Manganti I, berbentuk paduraksa yaitu gapura yang mempunyai atap dan daun pintu Biasanya gapura seperti ini merupakan gerbang untuk memasuki halaman yang dinilai sakral. Terbuat dari batu putih,tetapi sekarang dilapisi semen.tangganya berukuran 12,70 x 3,60 m dibuat dari Pasangan bata. Daun pintu dan kayu jati dihias dengan dua bidang besar berbentuk belah ketupat, berisi ukiran bermotif tumbuh-tumbuhan. Di bawah ambang atas pintu ada Latiyu (ambang atas pintu yang berundak-undak), bertingkat lima terbuat dari kayu. Dibelakangya terdapat angka-angka jawa.

Regol Sri Manganti II, berbentuk paduraksa, akan tetapi pada gerbang ini intensitas pola hiasanya berkurang ( lebih sedikit ), terdapat Latiyu bertingkat tujuh dan berhias pola bunga-bungaan di bagian tengahnya. Di balik Latiyu terdapat angka-angka Jawa.

Gapura Papak, merupakan gerbang menuju ke makam Sultan Agung yang terletak di halaman terakhir / halaman 1V. Didekat gapura im terdapat susunan batu yang disebut pelenggahan yang digunakan Sultan Agung untuk memandang laut selatan.

Kelir, Yaitu sebuah bangunan pagar tembok yang berfungsi sebagal kelir atau aling-aling pintu gerbang.Disini terdapat empat kelir yaitu: Kelir gapura supit urang, panjangnya 4,40m,lebar O,60m, terbuatdari batu bata dan batu yang disusun tanpa semen.

Kelir Regol Sri Manganti I, berukuran 4,3 5 x 0,40 m juga dibangun dari dari bata tanpa semen Bagian atapnya polos, sedang bagian bawah dialasi dengan 17 bidang berbentuk segi empat dan Segi enam.
Kelir Regol Sri Manganti II, dibuat dari bata berukuran 4 x 0,20 m, hiasanya berupa bidang bidang berukiran pola Geometris yang diselingi pola tumbuhan. Kelir Gapura Papak, terdiri dari susunan batu putih berbentuk huruf L. Kelir ini samasekali tidak berhias.

Padasan, Padasan merupakan tempat berwudlu / bersuci. Disini terdapat 6 buah padasan yaitu, 2 buah terdapat di luar gerbang supit urang dan 4 buah terdapat dihalaman Kamandhungan dan biasanya disebut enceh atau Kong. Dua buah enceh yang berada di timur tangga regol Sri Manganti 1 dinamai Kyai Mendhung dan Nyai Siyem. Kedua enceh ini merupakan persembahan dari raja Ngerum (Turki) dan Siyem (Thailand). Sedang yang berada, di sebelah barat tangga bernama Kyai Danumaya dan Nyai Danumurti, berasal dari Aceh dan Palembang. Enceh-enceh ini diisi setahun sekali pada hari Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon yang pertama di bulan Suro dengan upacara tradisi khusus.
\
Nisan, Nisan sama artinya dengan makam . Bahan pembuat nisan di komplek makam ini antara lain adalah batu andesit, bata, dan batu pualam . Nisan untuk wanita biasanya bagian atasnya tumpul atau membulat , nisan untuk pria bagian atasnya runcing. Nisan-nisan di komplek makam ini di bagi dalam 8 (delapan) kelompok makam.

Kolam, Kolam ini terletak di halaman depan masjid , tepatnya di depan gapura supit urang.Pengisian kolam diperoleh dari mata air.

Sumber: